Sekali lagi Yesus mengundang dan berjanji kepada kita sebagai sahabat. Ia sungguh mengerti kita. Sebab, Ia telah menjadi sahabat orang-orang yang kecewa, diasingkan, terluka, dan sakit. Ia bukan saja datang untuk menghibur, mengampuni, dan menyembuhkan kita. Ternyata Ia juga menemani kita sebagai orang yang mengalami semua kemalangan kita, dalam perutusan dan berpuncak dalam salib-Nya.
Dalam kasih salib Kristus, Ia mengambil beban itu sehingga hidup kita yang suram, disegarkan. Maka, dalam perbagai salib kehiduoan kita mampu percaya, "Tuhan tidak meninggalkan kita, sebab Ia telah menjadi yang paling menderita untuk melayani semua penderitaan, dengan kasih-Nya".
Dalam kasih salib Kristus, Ia mengambil beban itu sehingga hidup kita yang suram, disegarkan. Maka, dalam perbagai salib kehiduoan kita mampu percaya, "Tuhan tidak meninggalkan kita, sebab Ia telah menjadi yang paling menderita untuk melayani semua penderitaan, dengan kasih-Nya".
Tuhan adalah pusat Persahabatan.
Perhatian jiwa dalam persahabatan
adalah Tuhan dan kemuliaan-Nya.
Jiwa mencintai Tuhan
dan ingin bertumbuh dalam kasih-Nya.
Jiwa ingin agar sahabatnya
juga mencintai-Nya
dan bertumbuh dalam kasih-Nya.
Jadi,
Tuhan adalah tujuan
dan pusat dalam persahabatan
(Persahabatan Rohani - St. Teresa Avila)
dan ingin bertumbuh dalam kasih-Nya.
Jiwa ingin agar sahabatnya
juga mencintai-Nya
dan bertumbuh dalam kasih-Nya.
Jadi,
Tuhan adalah tujuan
dan pusat dalam persahabatan
(Persahabatan Rohani - St. Teresa Avila)
***kutipan***